[Oneshoot] Our Struggle

PicsArt_1463061801267[1]

Oneshoot, Romance

__________________________

Seorang wanita muda menghentikan gerakan tangannya yang tadi sedang mengusap debu di rak-rak kayu menggunakan sehelai kain saat matanya menangkap sebuah benda yang terbuat dari kaca, berukuran sedang namun berat, dan memiliki bentuk seperti sebuah not balok setengah ketuk.

Sebuah senyuman manis muncul dari bibir merah mudanya. Kedua tangannya bergerak, meraih benda itu dengan amat berhati-hati seolah-olah hidupnya sangat bergantung pada benda itu.

Yah, kehidupan wanita itu memang tak sebergantung itu kepada benda tersebut. Namun bisa dibilang, jika tak ada benda itu, mungkin kehidupannya tak akan sebahagia sekarang.

Mendadak kenangan-kenangan di masa lalunya mucul. Kenangan yang entah baik atau buruk. Yang jelas, kenangan itu dipenuhi dengan gejolak dan kerja keras, namun menghasilkan buah yang teramat baik.

*

*

*

*

*

      “Ah, Maaf,” ucap seorang gadis saat secara tak sengaja bahunya menabrak bahu gadis lainnya yang sedang berjalan sambil membungkuk dalam-dalam. Tingkahnya konyol, seperti biasa. Namun kali ini ia terlihat lebih konyol karena sejak tadi gadis itu berjalan dengan tatapan kosong dan sesekali menabrak sesuatu atau seseorang, lalu mengucap maaf, dan hal itu terus akan terus terulang.

“Yak, Lee Minran!”

Gadis itu menunjukan wajah terkejut yang berlebihan saat sebuah suara memanggil namanya dari jarak yang tak begitu jauh. Gadis yang disebut Lee Minran itu hendak menoleh saat sebuah tangan menepuk punggungnya dengan cukup kuat.

“Aw! Sakit, bodoh,” keluh Minran yang kemudian menghadiakn sebuah tinjuan yang tak kalah kuat di bahu temannya itu.

“Aku sudah dengar semuanya. Kenapa kau tak langsung memberi tahuku?” Tanya gadis itu, Son Naeun, seolah mengabaikan kekesalan Minran.

“Memberi tahu apa?”

“Tentu saja hubunganmu dan Kyuhyun.”

Sontak, langkah Minran terhenti saat mendengar nama yang disebutkan Naeun. Wajanya memanas, jantungnya terasa bekerja dengan kecepatan tinggi.

“Hei, kau baik-baik saja? Apa kau sakit?” Tanya Naeun khawatir saat melihat perubahan sikap yang ditunjukan Minran secara mendadak.

“J-jadi… aku benar-benar berpacaran dengan Kyuhyun,” gumam Minran sambil mengedipkan matanya beberapa kali.

“Yak, kau bercanda,ya? Tentu saja benar. Bahkan hampir seluruh orang di kampus telah mengetahuinya,” sergah Naeun.

“Apa? Seluruh kampus?” Tanya Minran terkejut.

“Benar. Aku bahkan mengetahui tentang hubunganmu dan Kyuhyun dari sekumpulan gadis-gadis yang patah hati karena ‘oppa’ mereka itu sudah taken.”

Minran membulatkan matanya. Selesai sudah masa-masa indahnya di kampus. Kini, ia harus menghadapi gadis-gadis yang akan berusaha memisahkan dirinya dan Kyuhyun. Minran memang telah memprediksi hal ini akan terjadi jika ia nekat berpacaran dengan Kyuhyun yang merupakan idola kampus. Si tampan dari jurusan musik yang bertubuh sexy, bersuara indah, dan pandai bermain alat musik. Sosok pria yang begitu sempurna bagi tiap gadis yang melihatnya.  Siapa yang tak ingin menjadi kekasih pria itu?

Hal itu lah yang membuat Minran terlihat konyol sejak tadi. Ia masih tak percaya bahwa idola kampus itu, pria yang sempurna itu, telah menjadi kekasihnya sejak kemarin. Ia memikirkan kemungkinan bahwa semua  itu hanyalah sebuah mimpi, bunga tidur yang terasa begitu indah. Namun nyatanya, itu semua adalah kenyataan. Ia, Lee Minran, adalah kekasih dari Cho Kyuhyun.

“Nah, kini yang membuatku penasaran sejak tadi adalah, bagaimana cara Kyuhyun menyatakan cinta padamu?” Tanya Naeun berbinar.

Minran mengerutkan kening mendengar pertanyaan Naeun. “Tidak, ia tak menyatakan cinta padaku. Justru aku lah yang menyatakan cinta duluan kepadanya.”

“Mwo?!”  Minran menjauhkan kepalanya saat Naeun berteriak tepat di samping telinganya.

“Tak bisakah kau tak berteriak sehari saja? Telingaku terasa panas mendengar teriakanmu sejak tadi,” ucap Minran.

Ya, itu benar. Minran lah yang menyatakan cinta duluan kepada Kyuhyun. Kemarin, gadis itu menunggu Kyuhyun di depan ruang musik, dimana Kyuhyun selalu menyempatkan diri untuk memainkan piano atau gitar sambil bernyanyi saat kelasnya selesai.

Jika kebanyakan gadis tak ingin menyatakan cinta duluan kepada pria yang dicintainya karena alasan gengsi dan harga diri, maka Minran berbeda. Gadis itu tak pernah mau memendam rasa sukanya terlalu lama karena itu malah akan menyakiti dirinya sendiri. Jadi dengan mengandalkan prinspya itu, dengan nekat ia menyatakan cinta pada Kyuhyun dan sudah menyiapkan mental jika nanti ia ditolak.

Tapi siapa sangka jika persiapan mentalnya itu tak dibutuhkan karena nyatanya Kyuhyun menerima cintanya dengan dalih bahwa Kyuhyun juga telah menyukai gadis itu dan sering memperhatikan Minran sejak lama. Dan, mereka pun resmi menjadi sepasang kekasih.

“Minran!” Kembali sebuah suara memanggil namanya. Namun kali ini bukan suara Naeun. Itu suara Kyuhyun! Dengan gerakan yang sangat cepat, Minran menoleh dan menemukan Kyuhyun tengah berjalan ke arahnya.

“Maaf, boleh kupinjam dia sebentar?” Tanya Kyuhyun kepada Naeun saat ia benar-benar telah berada di hadapan kedua gadis yang tengah menatapnya dengan pandangan tak percaya.

Kyuhyun segera menggandeng tangan Minran dan menarik gadis itu saat mendapat anggukan dari Naeun dan pergi meninggalkan gadis yang tengah berdiri dengan wajah bodohnya itu.

*****

“Ng… bagaimana kuliahmu?” Tanya Kyuhyun.

“Baik,” jawab Minran singkat. Kemudian, mereka tenggelam dalam keheningan, lagi. Benar-benar canggung. Minran merasa sangat gugup sekarang.

Kini, meraka tengah berada di sebuah café dekat kampus. Dan sedari tadi, Kyuhyun terus mengajakya berbicara, berusaha mencairkan suasana. Namun Minran terlalu gugup untuk berbicara. Lidahnya kelu, tenggorokannya terasa tercekat, dan pikiran serta mulutnya bekerja dengan tak sejalan sehingga kata-kata yang keluar dari mulutnya sejak tadi terdengar bodoh dan sangat singkat.

Minran benar-benar merutuki dirinya. Entah ia harus merasa senang atau merasa sial karena berpacaran dengan Kyuhyun. Ia merasa sangat tidak berguna saat ini karena telah menghancurkan semuanya. Ia benar-benar menyesal.

“Untuk apa?” Minran mengangkat kepalanya saat mendengar pertanyaan Kyuhyun.

“Barusan kau mengucapkan maaf,” lanjut Kyuhyun saat melihat wajah bingung Minran.

Minran merutuki kebodohannya. Tanpa sadar, ia telah mengucapkan hal yang berada dipikirannya.

“A-aku hanya tidak enak padamu. Kau pasti sekarang merasa tak nyaman berada bersamaku,” jawab Minran.

“Benarkah? Justru aku tadi berpikir bahwa kau yang merasa tidak nyaman denganku karena sejak tadi kau tak banyak bicara,” sergah Kyuhyun.

“Bukan, sama sekali tidak begitu. Aku hanya merasa gugup. Ini pertama kalinya kita… kau tahu, berdua saja. Itu membuatku agak gugup.”

Kyuhyun tersenyum manis mendengar jawaban Minran. Cara gadis itu berbicara benar-benar lucu, membuat Kyuhyun makin jatuh hati kepadanya. Gadis itu terlihat manis sekarang. Ah, tidak. Gadis itu memang selalu terlihat manis setiap harinya.

“Kalau begitu, kurasa kita harus melakukan sedikit pemanasan,” ucap Kyuhyun, lalu berdiri dan menggenggam tangan Minran.

“Eh, kita mau kemana?”

“Taman bermain.”

Sementara itu, seorang gadis duduk tak jauh dari mereka. Tangannya menggenggam sebuah kamera digital hitam yang sedari tadi ia tujukan pada pasangan yang baru pergi itu. Wajahnya terlihat sama sekali tidak senang dan sedikit mencibir. Namun sesaat kemudian, ia tersenyum licik saat  melihat foto-foto yang berhasil ia dapatkan. Lalu, ia segera berdiri dan meninggalkan café sebelum kehilangan jejak Minran dan Kyuhyun.

*****

Sebuah senyuman lebar tersungging di wajah Minran. Dengan gembira, ia memeluk boneka kelinci yang dibelikan Kyuhyun saat di taman bermain tadi. Ia akan menjaganya baik-baik karena ini adalah hadiah pertama dari kekasihnya.

Ia benar-benar merasa bahagia. Hari ini, ia berhasil mengetahui berbagai sisi dari Kyuhyun dan ia juga menjadi apa adanya di hadapan Kyuhyun. Mereka telah tampak seperti pasangan kebanyakan. Dan kini, Minran tak merasa canggung lagi kepada Kyuhyun. Tentu saja, Kyuhyun kan kekasihnya sekarang.

Dengan hati yang berbunga-bunga, Minran membuka gagang pintu rumahnya. Namun yang ia dapatkan adalah ayah dan ibunya yang sedang menunggunya di ruang tamu. Tak ada masalah dengan ibunya, namun jika ayahnya yang melakukannya, maka ada sesuatu yang tak beres.

Dengan geram, ayah Minran melemparkan lembaran-lembaran foto di atas meja.

“Apa maksudmu melakukan hal ini? Berpacaran dengan seorang pemusik? Yang benar saja!” bentak ayahnya.

Minran meraih satu persatu foto di atas meja. Dan disetiap foto itu, terdapat dirinya dan Kyuhyun yang sedang tertawa, bergandengan, dan melakukan hal-hal lain layaknya pasangan pada umumnya. Siapa yang mengambil foto-foto ini dan mengirimkan pada ayahnya? Untuk apa?

“Im Yoona yang memberikannya,” ucap ibu Minran seolah dapat membaca pikiran anak tunggalnya itu.

Im Yoona. Tentu saja, kenapa tak terpikirkan? Si gadis modis, kaya dan manja yang tergila-gila pada Kyuhyun hingga membuat fansclub untuk pria itu dengan ia sendiri sebagai ketuanya. Dan sialnya, Im Yoona cukup kenal dekat dengan ayah Minran karena kedua ayah mereka saling kenal sebagai bagian dari urusan bisnis.

Minran memang sempat memikirkan Yoona yang akan merasa marah padanya. Namum ia tak mengira bahwa Yoona akan langsung melaporkannya pada ayah Minran. Bukannya ayah Minran tak setuju  Minran berpacaran. Namun pria setengah baya itu benar-benar memikirkan masa depan putri tunggalnya itu. Ia menyuruh Minran berkuliah di jurusan bisnis agar nantinya gadis itu dapat meneruskan bisnis ayahnya dan menjadi sukses. Pria itu juga selalu mengingatkan Minran untuk mencari calon suami yang cerdas, pekerja keras, mapan, dan bermasa depan cerah. Dan pemusik, sama sekali jauh dari bayangannya.

“Kyuhyun tak seburuk yang ayah kira. Dia baik dan juga pekerja keras. Nilai-nilainya selalu baik,” ucap Minran dengan nada memohon.

“Ayah tak peduli. Pemusik tetap saja pemusik. Apa yang dapat mereka lakukan selain memainkan musik?” Sergah ayah Minran acuh. “Pokoknya, putuskan ia sekarang juga.”

“Tidak akan!” Seru Minran emosi. Ia pergi, berlari keluar rumah meninggalkan ibunya yang terus meneriakkan namanya.

*****

Kyuhyun berhenti sebentar dan mengatur nafasnya setelah tadi ia berlari ke taman saat Minran meneleponnya dengan suara yang terdengar sangat tidak baik. Ia mengedarkan pandangannya dan menemukan Minran tengah terduduk di bangku kayu dekat kolam dengan pandangan kosong.

Minran mengangkat kepalanya saat menyadari kehadiran Kyuhyun. Seketika, tangis gadis itu pecah. Kyuhyun dengan sigap memeluk gadis itu dengan erat tanpa peduli bajunya basah karena air mata. Minran telah menceritakan semuanya tadi di telepon.

“Ayo, kita temui orang tuamu.”

*****

Tuan Lee dan Nyonya Lee berdiri tegap dengan Minran yang berada di samping mereka dengan wajah yang terus tertunduk takut. Sementara itu, Kyuhyun berada di hadapan mereka, berlutut dan dengan wajah yang tertunduk juga, namun bukan karena takut, namun sedang memohon.

“Sudah kubilang tidak! Putriku ini terlalu berharga untuk ku serahkan kepadamu. Jadi lebih baik kau pergi dari sini,” ucap Tuan Lee angkuh. Namun Kyuhyun masih belum menyerah.

“Tolong berikan saya kesempatan. Apapun, terserah anda. Saya akan membuktikan bahwa saya pantas untuk Minran,” kata Kyuhyun.

Tuan Lee menghembuskan nafas kesal. Ia masuk ke dalam rumah, lalu kembali setelah beberapa saat. Ia melemparkan selembar selebaran kepada Kyuhyun.

“Itu adalah kompetisi musik tingkat internasional yang pertama kalinya akan diselenggarakan di Korea dua bulan lagi. Orang-orang dari berbagai belahan dunia akan bersaing dalam kompetisi ini. Jika kau dapat masuk setidaknya ke dalam tiga besar di kompetisi ini, maka aku akan menyetujuimu dengan Minran.”

Tuan Lee kemudian menunduk dan bertatapan langsung dengan Kyuhyun. “Namun jika tidak, pergilah jauh-jauh dan jangan pernah tampakan wajahmu pada keluarga kami.”

Kyuhyun tersenyum mendengarnya, seolah-olah ia telah mendapatkan apa yang ia inginkan. Berjuang untuk gadisnya, hal yang cukup keren menurutnya. Sebelumnya, ia merasa agak kecewa karena nyatanya Minranlah yang menyatakannya cinta terlebih dahulu. Ia merasa seperti pengecut karena Minran yang seorang gadis malah lebih berani dari dirinya. Ia merasa ingin melakukan sesuatu untuk Minran, dan kini kesempatan itu ada di hadapannya.

“Tentu saja. Aku akan menerima tantangan anda.”

*

*

*

*

*

     Mendadak, sebuah tangan besar dan hangat memeluk wanita yang sedari tadi termenung menatap benda kaca itu dari belakang. Wanita itu awalnya terkejut, namun ia kembali tersenyum saat menyadari siapa orang itu.

“Yak, Cho Kyuhyun. Kau membuatku terkejut,”ucap wanita itu terdengar manja.

“Apa yang kau lakukan? Mengingat masa lalu?” Tanya Kyuhyun, masih memeluk wanita itu, Lee Minran dari belakang.

“Seperti itulah,” jawab Minran lalu meletakan benda itu ke tempatnya semula. Ya, benda itu adalah sebuah piala, hasil kerja keras Kyuhyun dalam meraih kesuksesan dengan meraih juara pertama dalam kompetisi musik yang diperintahkan ayah Minran. Pria itu benar-benar membuktikan bahwa dirinya pantas untuk Minran.

“Sudah kubilang kau harus banyak beristirahat, kenapa malah bersih-bersih?” Tanya Kyuhyun. Tangannya turun, mengelus lembut perut Minran yang kini telah membesar, karena gadis itu tengah menjalani kehamilan yang telah menginjak enam bulan.

“Tak apa kan? Aku bosan jika harus duduk terus.”

Kyuhyun hanya tertawa kecil, lalu mengusap pelan rambut wanita itu.

“I love u,” ucap pria itu tepat di telinga Minran.

“I love you too.”

END

Iya author tau ff ini gaje banget, alur cepat dan konflik minim. Awalnya author pingin bikin ff ficlet, taunya malah jadi panjang tapi nanggung. Jadi yaudah dibikin oneshoot aja tapi malah jadi aneh.. mian.. belum lagi typo yang masih setia di setiap ff author T_T

Ini juga author bikin dalam sehari waktu weekend kemarin mumpung lagi bisa. Semoga kalian tetap suka ya… tapi kalo nggak suka juga gapapa sih ._.

Jangan lupa comment di bawah okok? ^^

8 thoughts on “[Oneshoot] Our Struggle

  1. gx selamanya cowok yg harus nembak, cewek pun seharusnya bisa kok ungkapin cintanya ya walaupun gengsi tpi dri pada di menyimpannya sendiri…. terima kasih, tetep semangat y

  2. ahhh
    sweet banget sie
    endingnya juga q suka banget
    cuma bagian tengahnya saja yg kurang panjang sesikit

Leave a reply to annisaparksooae Cancel reply